Senjata - Senjata Pusaka Khas Banten
Senjata Pusaka dan Senjata Tradisional Khas Banten - Negara Indonesia adalah Negara yang kaya raya dengan kebudayaannya, setiap pada masing-masing daerah pasti memiliki budaya-nya masing-masing, dan setiap masing-masing budaya daerah berbeda dengan budaya daerah lainnya.
Hal tersebut dapat kita lihat dari pakaian-pakaian adat beserta aksesoris-aksesoris-nya, maka sudah tak aneh lagi apabila para wisata-wisatawan asing atau luar negeri sering terpesona ketika melihat kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia.
Setiap daerah yang dikunjungi oleh para wisata-wisatawan asing atau luar negeri, para wisata-wisatawan tersebut sangat terkejut ketika melihat kebudayaan setiap daerah yang berbeda dengan kebudayaan-nya.
Mereka, para wisata-wisatawan asing ini merasa kagum ketika melihat telah melihat kebudayaan Indonesia dimulai dari Tarian daerah, Pakaian-pakaian adat, sampai senjata-senjata tradisional pada setiap daerah masing-masing yang mereka kunjungi.
Adanya jawara-jawara di daerah Provinsi Banten ini tidak dapat yang namanya dipisahkan dari senjata-senjata tradisional khas banten, seperti golok misalnya.
Selain Golok yang menjadi senjata tradisional banten, di wilayah provinsi banten ini memiliki beragam jenis senjata-senjata tradisional yang kerap digunakan oleh para jawara-jawara banten sana, berikut kami rangkum senjata pusaka dan senjata tradisional yang terdapat di Banten.
Dibawah ini beberapa informasi mengenai Senjata Tradisional Banten, yuk teman-teman mari kita simak terlebih dahulu tulisan yang telah ditulis dibawah ini.
1. Golok Ciomas
Senjata Tradisional Banten yang bernama Golok Ciomas in merupakan senjata yang bersejarah diwilayah Banten. Golok Ciomas ini tidak berbeda dengan golok-golok lainnya, hanya saja golok ciomas ini adalah senjata tajam yang berbentuk golok pada umumnya.
Golok Ciomas ini ini dijadikan sebagai senjata simpanan untuk membela diri sendiri. Dahulu pada saat penjajahan, golok ini sangat terkenal sebagai senjata yang kerap dibawa perang oleh para jawara-jawara Banten ketika pada masa penjajahan dulu.
Apabila kamu ingin mengunjungi daerah ciomas untuk melihat Golok Ciomas raksasa itu sangat mudah sekali, Dari tengah Kota Serang banyak sekali angkutan-angkutan umum yang langsung menuju ke daerah Ciomas.
Asal-usul pengambilan nama "golok ciomas" ini diambil dari wilayah yang bernama "Ciomas" yang mana daerah ciomas ini adalah salah satu tempat pembuatan golok, tentunya Golok Ciomas ini dibuatnya disitu.
Para penduduk Banten ini biasa menyebut golok ini dengan sebutan "bedog". Tetapi, disitu terdapat perbedaan, bahwa bedog biasa ini kegunaan-nya untuk sebuah peralatan. Untuk membedakan sebagai peralatan senjata ini, maka bedog tersebut disebut dengan nama "Bedog Ciomas" yang mana bedog itu langsung merujuk secara khusus untuk senjata.
Senjata Tradisional yang bernama Golok Ciomas ini memiliki keistimewaan-keistimewaan dalam segi pembuatan-nya, hal tersebut yang memberikan nilai-nilai seni khusus bagi golo ciomas.
Bukan hanya sekedar keistimewaan-nya, melainkan pembuatan golok ciomas ini mengikuti aturan-aturan yang tidak tertulis, yang biasa dilakukan dari generasi ke generasi pada zaman Kesultanan Banten.
Pembuatan golok Ciomas ini hanya dibuat ketika bulan Mulud saja, yaitu dimana bulan Mulud itu adalah Kelahiran Nabi Muhammad SAW. Seperti yang kita ketahui, mayoritas penduduk Banten hampir semuanya memegang agama Islam, ketika waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW memiliki makna tersendiri.
Berdasarkan keterangan Kiai Muhaemin, Pimpinan Pondok Pesantren Saanabil huda, yang juga sebagai salah satu pewaris atas pembuatan Golok Ciomas mengatakan, tidak sembarangan orang dapat membuat Golok Ciomas, karena dalam proses pembuatannya membutuhkan ritual khusus dan juga alat khusus yang merupakan warisan turun-temurun. Berbeda dengan pembuatan golok-golok perkakas lainnya. Demikian mengenai hal ini berbeda dengan yang lain, yaitu penempaan bahan besi golok Ciomas hanya menggunakan godam, atau penempa khusus yang bernama Ki Denok.
Godam atau palu yang bernama Ki Denok ini adalah salah satu warisan peninggalan pada zaman Kerajaan Islam Banten. Godam ini adalah salah satu hadiah dari Sultan Banten. Meskipun aturan pembuatan golok yang ketat, golok Ciomas ini menjadi salah satu golok yang memiliki nilai artistik tinggi.
Selain itu, golok Ciomas ini sangat terkenal dengan keistimewaan-nya, dan keseimbangan pada bentuk yang telah diakui memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan senjata-senjata lainnya.
Ketika dahulu masih pada masa-masa penjajahan, jawara-jawara Banten ini menggunakan golok Ciomas untuk dijadikan senjata andalan mereka, yang kegunaan-nya untuk melindungi diri, dan mengusir para penjajah-penjajah.
Tidak semua orang mempunyai senjata golok Ciomas ini, karena pembuatan golok ini tidak sembarangan, maka kepemilikan golok Ciomas ini hanya dipegang oleh-oleh orang tertentu dan hanya digunakan untuk menjaga kebaikan.
Golok Ciomas juga tidak digunakan dengan cara sembarangan, apalagi digunakan kepada hal-hal yang sangat negatif, seperti digunakan kepada kejahatan.
Golok Ciomas ini terdiri dari beberapa jenis, yakni jenis Salamunggal, Mancungan, Malapah Gedang, Candung, Kembang Kacang, dan Bedul Mungkuk. Serta untuk 'gagang' nya sendiri juga terdapat beberapa penamaan, yaitu Jengkol Sahulu, jebuk Sepasi, Pala Burung, Wayangan Standar Ciomas, Wayangan Satria. Penamaan ini digunakan untuk membedakan asli atau tidaknya golok.
Konon kabarnya Golok Ciomas dipercaya sebagai senjata yang dapat meredam amarah dan hawa nafsu orang, oleh karenanya Golok ciomas ini juga dikenal sebagai 'senjata perdamaian'. Atas keistimewaannya tersebut menjadikan Golok Ciomas sebagai warisan budaya khas Banten yang cukup terkenal.
Saat ini, para pengrajin golok didaerah Ciomas dapat menjadi cenderamata bagi para wisata yang berwisata kedaerah Banten. Daerah Ciomas ini sangat dikenal dengan tempat pembuatan golok. Maka dari itu, sebuah golok terbesar di Dunia dibuat di daerah Ciomas.
Karena kecintaan penduduk banten, maka golok raksasa ini dibuat di daerah Ciomas, Provinsi Banten. Golok raksasa ini telah diberi nama Golok Nyi Gede, Nama golok tersebut lebih merujuk kepada sebutan Nyi Kawunganten (Ibunda Sultan Maulana Hasanuddin)
Golok raksasa yang bernama Nyi Gede ini mempunyai berat besi kurang lebih sekitar 1.500 kilogram, berat gagan kayu-nya pun sekitar 250 kilogram, dan berat serangka-nya pun kkurang lebih sekitar 250 kilogram.
Apabila ditimbang secara keseluruhan, golok raksasa ini mempunyai berat sekitar 2 ton. Weleh-weleh ga kebayang segede gimana itu sampe beratnya aja 2 ton.
Golok raksasa yang bernama Nyi Gede ini bisa dilihat didaerah Ciomas, Panjang golok Ciomas ini sepanjang 5 meter, gagang pada golok tersebut memiliki panjang 1,7meter, dan serangka pada golok tersebut memiliki panjang sekitar 5,6 meter.
Dibuatnya golok raksasa ini sebagai kebanggaan penduduk Banten terhadap warisan-warisan budaya peninggalan sesepuh Banten, dan juga golok raksasa tersebut disebut sebagai simbol kekeluargaan.
2. Golok Sulangkar
Golok selangkar ini merupakan golok keramat asli yang diwariskan oleh budaya banten, golok selangkar juga kerap digunakan oleh penduduk-penduduk banten sebagai peralatan senjata ketika melawan penjajah.
Pada jaman dulu, orang Banten menggunakan Golok Sulangkar ini sambil mengoleskan racun ke bagian pedangnya, agar dapat melumpuhkan musuh-musuh, dan racun yang di oleskan itu adalah racun dari ular tanah, kalajengking, dan katak budug.
Aslinya, golok sulangkar ini terbuat dari beberapa jenis besi pilihan, jenis-jenis besi pilihannya itu, seperti besi plat hitam yang disebut dengan besi sulangkar, baja dari kihkir bekas, besi sulangkar yang akan digunakanpun harus besi-besi pilihan yang mengandung besi yang telah digunakan oleh orang-orang zaman dahulu.
Konon, besi kuno ini sangat dipercayai oleh masyarakat Banten, bahwa besi kundo ini mengandung banyaknya mistis-mistis yang kuat.
Cara pembuatan Golok Sulangkar ini tidaklah mudah, bahan-bahan tersebut harus disatukan terlebih dahulu dengan cara dibakar, setelah dibakar, kemudian ditempa/dipukuli menjadi satu lempengan besi, kemudian setelah itu langsung dibentuk sesuai dengan ukuran yang kita inginkan
Kemudian setelah dibentuk menjadi sebuh golok, maka golok tersebut difinishing agar menjadi golok yang siap dipakai, ada yang memakai gagang dari kayu, dan ada juga yang memakai gagang dari tanduk kerbau, semua itu tergantung selera, dan kesukaan masing-masing.
Demi Keamanan, Golok Sulangkar di Netralisir Racunnya, di tiadakan, tanpa menghilangkan pamor dan khas Golok Sulangkar dari Banten. Sebab kalau ada racunya, di pegang bilahnya tangan kita pasti radang. Kalau tergores sedikit saja, langsung Infeksi dan cepat membusuk, itu bahanyanya.
3. Congkrang (Arit)
Ada juga senjata tradisional banten ini yang bentuknya agak sedikit berbeda dengan bentuk bedog, yang mana pada bagian ujung senjata tersebut agak melengkung ke bawah, dan senjata tersbut disebut oleh penduduk Banten ini dengan panggilan nama Congkrang atau Arit.
Fungsi dari senjata conkrang ini lebih banyak dipergunakan untuk menyabit-nyabit rumput-rumput atau keperluan-keperluan di kebun.
4. Bedog
Fungsi dari kegunaan bedog ini misalnya seperti menebang pohon, menebang bambu, membelah kelapa, keperluan dapur dan masih banyak kegunaan-kegunaan lainnya.
5. Parang
Parang ini merupakan salah satu senjata tradisional dari daerah Banten, senjata yang bernama parang ini juga dapat digunakan sebagai peralatan untuk melindungi diri, selain untuk melindungi diri, parang ini dapat digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari penduduk di Banten.
Biasanya, senjata yang bernama parang ini digunakan untuk membuat rumah-rumah warga yang berbentuk rumah panggung.
Bahan-bahan dasar rumah panggung ini adalah bambu, yang mana parang ini biasa digunakan sebagai alat untuk memotong, dan membelah bambu sebelum dibangun menjadi rumah.
Terimakasih telah membaca, mudah-mudahan informasi tentang senjata tradisional ini dapat bermanfaat bagi kalian, dan dapat menambah wawasan edukasi tentang Senjata Tradisional Banten.
0 Response to "Senjata - Senjata Pusaka Khas Banten"
Post a Comment