Keris Pusaka Setan Kober Milik Arya Panangsang
Keris Pusaka Setan Kober, Keris Pusaka Milik Arya Penangsang - Kyai Setan Kober adalah nama keris milik Adipati Jipang, Arya Penangsang. Keris ini dikenakan pada waktu ia perang tanding melawan Sutawijaya. Tapi tak diketahui sesungguhnya dapur / bentuknya seperti apa.
Keris Pusaka Setan Kober dibuat oleh Mpu Supo Mandrangi, putra seorang empu di Tuban, Jawa Timur. Supo Mandrangi kemudian memeluk agama Islam dengan menjadi murid Sunan Ampel, dengan tetap membawa kemampuannya membuat keris. Banyak keris pusaka dibuat oleh Mpu Supo, diantaranya adalah Keris Pusaka Setan Kober, selain karya monumentalnya, Kanjeng Kyai Sengkelat dan Kanjeng Kyai Nogososro. Keris Pusaka Setan Kober, aslinya bernama 'Bronggot Setan Kober', dibuat pada awal kerajaan Islam Demak Bintoro.
Dan Keris tersebut kemudian dimiliki oleh Djafar Shodiq atau Sunan Kudus yang kemudian diberikan pada murid kesayangannya Arya Penangsang, Adipati Jipang Panolan.Keris Pusaka Setan Kober sangat ampuh , tetapi membawa hawa ( perbawa ) panas , sehingga yang membawa keris tersebut akan mudah marah . Sifat pemarah Arya Penangsang pun sebenarnya terbawa oleh hawa perbawa pusakanya itu.
Beberapa Kisah di Balik Keris Pusaka Setan Kober
Setelah beberapa ratus tahun, entah bagaimana keris itu akhirnya jatuh ke tangan Arya Penangsang. Ia adalah Adipati (pemimpin suatu wilayah) Jipang Panolan, Demak. Adipati Arya berkuasa di daerah tersebut selama kurun waktu tahun 1521 hingga 1546.
Bukan hanya Arya yang tertarik pada pusaka tersebut. Seorang tokoh terkenal bernama Hadiwijaya pernah merebutnya. Arya yang mengetahui hal ini lantas menyuruh empat orang kepercayaannya untuk membunuh sekaligus merebut kembali keris Setan Kober tersebut dari Hadiwijaya yang juga merupakan menantu Sultan Trenggana.
Pada suatu malam ketika Hadiwijaya sedang tertidur, keempatnya menyelinap masuk. Namun, bupati tersebut terbangun dan langsung berkelahi dengan orang-orang suruhan Adipati Jipang itu. Berkat kemampuan bela dirinya yang lihai, empat orang tersebut dapat ia kalahkan. Mereka kemudian membocorkan kalau yang menyuruh mereka adalah Arya Penangsang si Adipati Jipang.
Setelah Hadiwijaya mengembalikan keris pusaka itu kepada si empunya sebelumnya, keduanya kemudian terlibat perkelahian. Hingga akhirnya Sunan Kudus melerai dan mendamaikan keduanya. Arya yang sedang dihinggapi amarah, diperintahkan oleh Sunan untuk berpuasa selama 40 hari lamanya.
Keris Setan Kober Membawa Petaka Peperangan Kepada Pemiliknya
Karena sejak awal keris ini sudah dikutuk untuk membawa petaka, maka kisahnya tak hanya sampai di situ saja. Seorang ratu yang bertapa di gunung Danaraja bernama Kalinyamat mendesak Hadiwijaya untuk melenyapkan Arya. Mungkin akibat kekuatan magis yang dipancarkan oleh keris tersebut.
Ratu kalinyamat yang mengaku sebagai pewaris takhta Sunan Prawoto berjanji memberikan Demak dan Jepara jika Hadiwijaya berhasil menunaikan titahnya. Tergiur dengan imbalan tersebut, Hadiwijaya kemudian menggelar sayembara untuk membunuh Arya Penansang. Ia sendiri menghadiahkan tanah di wilayah Pati dan Mataram jika ada yang berhasil melakukannya.
Tiga sanak keluarga Hadiwijaya ikut mendaftar sayembara tersebut. Mereka adalah Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi yang merupakan kakak angkatnya. Serta ada Sutawijaya yang adalah anak angkat Hadiwijaya yang masih berusia remaja.
Di tempat Arya, ia sedang menggelar syukuran atas keberhasilannya berpuasa selama 40 hari. Namun, amarahnya yang berhasil ia redam kembali memuncak ketika mengetahui bahwa Hadiwijaya menggelar sayembara untuk menghabisi nyawanya. Peperangan antara pasukan Pajang dan Jipang pun tak terelakkan.
Kisah dibalik Keris Setan Kober
Perseteruan Arya Penangsang dengan Hadiwijaya
Setelah beberapa ratus tahun, entah bagaimana keris itu akhirnya jatuh ke tangan Arya Penangsang. Ia adalah Adipati (pemimpin suatu wilayah) Jipang Panolan, Demak. Adipati Arya berkuasa di daerah tersebut selama kurun waktu tahun 1521 hingga 1546.
Bukan hanya Arya yang tertarik pada pusaka tersebut. Seorang tokoh terkenal bernama Hadiwijaya pernah merebutnya. Arya yang mengetahui hal ini lantas menyuruh empat orang kepercayaannya untuk membunuh sekaligus merebut kembali keris Setan Kober tersebut dari Hadiwijaya yang juga merupakan menantu Sultan Trenggana.
Pada suatu malam ketika Hadiwijaya sedang tertidur, keempatnya menyelinap masuk. Namun, bupati tersebut terbangun dan langsung berkelahi dengan orang-orang suruhan Adipati Jipang itu. Berkat kemampuan bela dirinya yang lihai, empat orang tersebut dapat ia kalahkan. Mereka kemudian membocorkan kalau yang menyuruh mereka adalah Arya Penangsang si Adipati Jipang.
Setelah Hadiwijaya mengembalikan keris pusaka itu kepada si empunya sebelumnya, keduanya kemudian terlibat perkelahian. Hingga akhirnya Sunan Kudus melerai dan mendamaikan keduanya. Arya yang sedang dihinggapi amarah, diperintahkan oleh Sunan untuk berpuasa selama 40 hari lamanya.
Karena sejak awal keris ini sudah dikutuk untuk membawa petaka, maka kisahnya tak hanya sampai di situ saja. Seorang ratu yang bertapa di gunung Danaraja bernama Kalinyamat mendesak Hadiwijaya untuk melenyapkan Arya. Mungkin akibat kekuatan magis yang dipancarkan oleh keris tersebut.
Ratu kalinyamat yang mengaku sebagai pewaris takhta Sunan Prawoto berjanji memberikan Demak dan Jepara jika Hadiwijaya berhasil menunaikan titahnya. Tergiur dengan imbalan tersebut, Hadiwijaya kemudian menggelar sayembara untuk membunuh Arya Penansang. Ia sendiri menghadiahkan tanah di wilayah Pati dan Mataram jika ada yang berhasil melakukannya.
Tiga sanak keluarga Hadiwijaya ikut mendaftar sayembara tersebut. Mereka adalah Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi yang merupakan kakak angkatnya. Serta ada Sutawijaya yang adalah anak angkat Hadiwijaya yang masih berusia remaja.
Di tempat Arya, ia sedang menggelar syukuran atas keberhasilannya berpuasa selama 40 hari. Namun, amarahnya yang berhasil ia redam kembali memuncak ketika mengetahui bahwa Hadiwijaya menggelar sayembara untuk menghabisi nyawanya. Peperangan antara pasukan Pajang dan Jipang pun tak terelakkan.
Pertarungan Arya Penangsang dengan Sutawijaya, Anak Angkat Hadiwijaya
Di medan pertempuran, ia bergelut dengan anak angkat Hadiwijaya, Sutawijaya. Suatu saat tombak Kyai Pleret yang dipakai Sutawijaya mengenai lambung Arya Penangsang, hingga ususnya terburai. Arya Penangsang dengan sigap, menyangkutkan buraian ususnya itu pada wrangka atau sarung-hulu keris yang terselip di pinggangnya, dan terus bertempur.
Saat berikutnya , Sutawijaya terdesak hebat dan kesempatan itu digunakan oleh Arya Penangsang untuk segera penuntaskan perang tanding tersebut, dengan mencabut keris dari dalam wrangka atau ngliga keris (menghunus), dan tanpa sadar bahwa wilah(an) atau mata keris Kyai Setan Kober langsung memotong ususnya yang disangkutkan di bagian wrangkanya. Ia tewas seketika.
Ki Juru Mertani ( penasehat Sutawijaya ) terkesan menyaksikan betapa gagahnya Arya Penangsang dengan usus terburai yang menyangkut pada hulu kerisnya. Ia lalu memerintahkan agar anak laki-lakinya, kalau kelak menikah meniru Arya Penangsang, dan menggantikan buraian usus dengan rangkaian atau ronce bunga melati, dengan begitu maka pengantin pria akan tampak lebih gagah, dan tradisi tersebut tetap digunakan hingga saat ini.
Keberadaan Keris Setan Kober
Sampai sekarang keberadaan keris ini tak diketahui, seperti halnya Keris Mpu Gandring yang misterius. Padahal keris-keris maupun pusaka-pusaka legendaris pada masa kuno diwarisi oleh Kraton Surakarta maupun Kraton Yogjakarta tetapi untuk keris Setan Kober ini nggak ada pernah diceritakan setelah kematian Arya Penangsang. Demikian juga "dapur" atau model Keris Setan Kober juga tak di tiru oleh para Empu-Empu keris. Ada kepercayaan bahwa keris yang telah dipakai untuk membunuh orang-orang penting pada masa lalu sengaja dimusnakan karena kalau tak dimusnakan akan membawa sial sebab diaggap telah "haus darah" .
0 Response to "Keris Pusaka Setan Kober Milik Arya Panangsang"
Post a Comment